Kamis, 13 Desember 2012

Toilet kotor dan kita...


Salam (tak perlu )menjadi Super,
Suatu siang di sebuah ruang yang berisi berbagai macam konter hp dan komputer di salah satu sudut Jogja di mana sering aku kesana sekedar untuk membantu teman dalam usahanya membuka konter komputer. Tersebutlah, panggilan alam untuk membuang kelebihan zat cair yang telah mengandung (mungkin) limbah-limbah industri dari dalam tubuh ini. Kumasuk ke bagian terdalam ruang itu sampai di suatu sudut dimana ada toilet dan musholla kecil berada.
Di sana sudah ada seorang perempuan paruh baya tepat di depan pintu salah satu toilet (ada dua toilet tersedia). "Permisi bu", kataku saat melintas di depannya. "Silakan mas, tapi toilet sebelah itu kotor. Ada yang buang air tidak disiram Mas." sahutnya. "Terima kasih Bu atas infonya", jawabku tersenyum (semoga) manis. Tapi aku tetap saja menggunakan toilet yang dimaksud ibu tersebut.

Kisah kecil yang melintas tiba-tiba. Saat kumasuk toilet itu, memang kotor. Ada yang mungkin lupa mungkin malas dan segala kemungkinan yang ada. Ya sudahlah, toh hanya membersihkan dengan menyiramkan air. Dua gayung sudah bisa bersih.
Mungkin awalnya hanya sebuah kisah kecil, gak penting dan wuusss....gak usah dipikir. Tapi entah kenapa, kadang ada kisah-kisah yang kulalui dalam perjalanan hidup lalu nyangkut ke kosmos yang sedikit membesar. 
Kadang,mudah sekali kita menghakimi orang lain dengan cap yang negatif. Tanpa usaha untuk mendekati lalu sekedar berelasi untuk mengetahui mengapa dia seperti itu. Tanpa sadar kita merasa sebagai orang suci dengan dalil-dalil dan nilai-nilai yang sekali lagi absurd. Sebentuk toilet yang lebih mudah untuk dibersihkan kotoran di sekitarnya saja enggan kita untuk melakukannya, apalagi menjumpai manusia yang 'kotor' yang relatif lebih rumit untuk mengembalikan ke jalan yang dianggap 'bersih'.
Ini sebuah pengalaman nyata, jika pernah aku bercerita tentang latar belakang teman-temanku. Dan kebetulan yang aku ceritakan tentang seorang wanita (usia masih mahasiwa) dan 'nyambi'. "Gak salah to kamu berteman ?" tanyanya. Aku terdiam. Dari kecil aku dididik dalam keluarga dan dalam iman yang aku yakini sampai saat ini, menghakimi sesama itu tidak baik.
Teman, nilai hidup dan kehidupan menurutku bukan hanya dapat kita temui dari cerita atau dongeng tentang surga. Justru banyak mutiara-mutiara itu ada diantara 'sampah-sampah' kehidupan. Tak ada manusia suci ini, hanya ada MANUSIA suci satu dan hanya satu yang aku yakini...

So, bagaimana pun tak ada manusia super, yang ada adalah kita yang mau berusaha menjadi baik atau menjadi semakin terpuruk. Mari bersihkan 'toilet' yang kotor itu....

Salam (tetap) bukan Super.

Tidak ada komentar: