Senin, 17 Desember 2012

Natal itu apa to ?

Salam sambel pete...
Tak terasa, sudah masuk masa Advent minggu ke III, tak terasa...hampir Natal lalu kemudian ganti tahun. 2012 sebentar lagi lewat. 
Ada banyak kisah di tahun ini, ada banyak suka, duka dan segala warna kehidupan. Baik pribadi maupun sekeliling kita. Ada kisah konyol, bodoh, lucu, sedih dan mungkin tragis (diputus pacar atau pacar dibawa lari teman atau cuma dinikahi 4 hari doang)...kalau yang tahun ini dilalui tanpa ada cerita-cerita baru, saya ragu jangan-jangan dia terkungkung dalam 'kotak' atau 'sangkar' jadi semacam mummi Mesir. Nyaman di dalam tapi tidak bisa merasakan nikmatnya hidup.
Advent. Dari kecil semenjak mengenal Mas GoPek (Gondrong Penuh Kasih) dan ajaran-ajaranNya, masa-masa ini adalah Pra-Natal. Mungkin identik dengan Pra-Paskah. Mempersiapkan kehadiran/kelahiranNya. Kalau Pra-Paskah itu mempersiapkan diri dan hati untuk penderitaan, meninggal sampai wafatNya.
Masih sama seperti Advent beberapa waktu ke belakang. Siapkah aku jika benar-benar DIA datang kembali ? Padahal, siap gak siap DIA pasti datang. Masih 'kotor' begini. Besok kalau DIA datang terus melakukan investigasi terhadap yang mengakui sebagai pengikutNya : "Kamu kenal Aku dari siapa ? Siapa Aku buatmu ? Apa yang sudah kamu lakukan untuk mengaku-aku pengikutKu ?" Bisakah aku menjawab jujur : "Siapa ya ? Ya, Yesus seperti diajarkan ? Apa ya Tuhan...ya rajin ke gereja, rajin ziarah apalagi rame-rame biar ketahuan religius, rajin posting kata-kata mengutip dari Injil, cari pasangan yang seiman tapi kaya"

Mungkin kalau bisa mencemooh, akan aku cemmooh deh "Ah kepo lu ! Mau tau apa mau tau banget sih ?" Advent...Advent. 
Seandainya..ini seandainya aku ada di jaman itu, saat kaisar Herodes berkuasa dengan gagah dan kejam plus otoriter, saat norma-norma dalam masyarakat Yahudi masih 'kolot', pasti aku adalah satu dari sekian ribu bahkan ratusan ribu mungkin yang akan menghakimi Yusuf dan Maria sebagai pasangan amoral. Dan bayi yang dilahirkan akan aku hakimi sebagai anak haram. Yap, aku pasti akan sangat percaya kepada pemuka-pemuka Yahudi itu, toh aku juga tidak bakalan tahu jika mereka menggunakan kekuasaannya untuk menyetir jemaatnya. Percaya bongkokan lah kata orang Jawa. Sudah hamil di luar nikah, melahirkannya dikandang domba lagi. Orang hina seperti itu memang tidak layak untuk dibantu apalagi didekati. 
Eh...malah ada isu yang lahir itu Anak Tuhan. Wooo....nglunjak tenan. Wajarlah kaisarku membuat perintah untuk 'membasmi' bayi laki-laki di seluruh wilayah kekuasaannya. Mati'in aja tuh bayi kalau bisa se-bapak ibunya sekalian daripada 'ngotorin' kampung.

Untunglah, aku ada di jaman ini. Setelah sekian ribu tahun kelahiranNya. Setelah ajaran-ajaranNya tertulis jelas. Untung ? Menurutku malah nggak ding. Hampir sama sebenarnya. Jelas-jelas DIA bilang, DIA ada di depanku, di dekatku, dalam semua aspek hidupku...eh jelas-jelas pula aku gak lihat (malah kadang pura-pura gak lihat). Kadang jelas-jelas aku mengaku sebagai pengikutNya dengan terang-terangan dan sadar menuliskan dan mem-broadcast biar pada tahu, kadang-kadang (sering juga sih) malah jadi pengikut ulama-ulama Yahudi yang super munafik secara sembunyi. Tentunya dengan versi yang lebih modern. 

Katanya Natal itu saat bergembira, katanya Natal itu saat untuk berbagi kegembiraan. Katanya. Gembira ? Aku bisa merasakan gembira setiap saat lo walau disela-sela marah...bisa berbagi setiap saat juga walau disela-sela kekurangan. Natal setiap hari dong. Sekali lagi,  naif rasanya jika aku hanya memaknai Natal seperti kembang api, disulut ujungnya lalu percikan api merambat ke ujung yang lain. Indah memang, tapi cuma sekejap. Setelah itu ? Galau lagi. Bodoh lagi. Nyontek lagi. Bersungut-sungut lagi. Ah...pengakuan dosanya sudah hilang. Nabung dosa lagi...toh besok pra-Paskah mengaku dosa lagi (intens dan seremonial saja akhirnya).

Hei Natal !! Adakah pembaruan hidup yang bisa aku lakukan ? Hei Mas Gopek !! Berat nian ajaranMu itu. Hei Teguh !!! Kamu niat gak ?

#NgilerDiBantal




Kamis, 13 Desember 2012

Boleh kok berpikiran negatif, asal...


Salam Biasa bukan Super...
Tulisan ini memang sengaja saya awali dengan judul yang (mungkin) provokatif. Seperti diajarkan mentor saya seorang Romo Yesuit yang memberi judul untuk buku-bukunya dengan judul yang provokatif. Maksudnya provokasi untuk membaca apa sih isinya ?
Tapi sudahlah, tulisan ini tidak saya perjualbelikan, sharing saja secara gratis..
Ini bukan konter untuk nilai-nilai yang selama ini ditanamkan lo..."Kita harus selalu berpikir positif dengan segala hal". Kalimat itu saya setuju.
Ada sebuah cerita tentang seorang anak yang akan ditinggal Bapak dan Ibunya keluar kota. Kepergiannya untuk keperluan bisnis dan si anak tak bisa ikut karena orang tuanya tidak mau si anak meninggalkan sekolah untuk saat yang cukup lama dan si anak sudah terbiasa untuk mandiri sejak kecil. Tentunya dengan ditemani seorang pramuwisma kepercayaan yang sudah ikut keluarga itu dari sejak sang Ibu masih gadis. Berangkatlah Bapak dan Ibu disertai sopir kepercayaan dan asisten pribadi ke luar kota malam itu.
Sehari dua hari komunikasi dengan orang tuanya berjalan lancar sampai saat kabar bahwa di hari ke tujuh mereka akan pulang karena urusan sudah beres. Biasalah, orang tua yang berusaha baik akan menanyakan oleh-oleh apa yang diminta, dan dengan kesederhanaannya si anak hanya menjawab "Yang penting Bapak dan Ibu selamat sampai di rumah".
Beberapa jam kemudian, si anak dikejutkan dengan kedatangan Kakek dan Neneknya yang tinggal di kota yang sama namun beda kecamatan. Ada duka dan kesedihan yang tertahan dari wajah mereka. Si anak sudah menangkap sesuatu yang buruk. "Cu, bersiap ya, kita malam ini akan ke rumah sakit di kota propinsi. Ada apa nanti kakek akan bercerita di jalan" kata Nenek. "Baik Nek" balas si anak. Dan si Nenek terlihat heran dengan sikap cucunya. Di perjalanan, Nenek dan Kakek memeluk cucunya dengan tangis yang tak terbendung dan berucap "Bapak dan Ibu kecelakaan Cu, dan..dan mereka meninggal". Tampak air bening mengalir dari dua matanya, terisak namun masih tampak pula ketegaran.
Hari berganti. Prosesi pemakaman dan acara-acara setelahnya pun dilalui. Si Cucu yang yatim melalui hari-hari duka dengan tegar.
Suatu saat, sang Nenek bertanya "Cu, nenek perhatikan sejak kabar Bapak Ibu meninggal kamu terlihat seperti tidak terjadi apa-apa ?". "Nek, maaf. Bukan cucu gak merasakan duka. Jujur nek, duka ini masih ada sampai sekarang. Tapi cucu diajarkan Bapak dan Ibu setiap berdo'a untuk menyerahkan semua dalam rencana Tuhan.TERJADILAH KEHENDAK-Mu..itu yang sering diajarkan Bapak. Aku ini hamba Tuhan, terjadilah menurut SabdaMu, itu yang sering diajarkan Ibu. Setiap Bapak dan Ibu ke luar kota, Cucu selalu berdo'a untuk keselamatan mereka, namun Cucu juga menyerahkan semua ke rencana Tuhan Nek".
Dan, pelukan erat disertai rasa syukur seorang Nenek terhadap cucunya "Tuhan, sungguh ajaib karyaMu, kau ajarkan makna beriman melalui cucuku ini"

Rasa kecewa atas gagalnya sebuah keinginan (kadang bias dengan disebut HARAPAN), bisa diminimalkan efeknya dengan PLAN B yaitu mempersiapkan diri jika GAGAL. Berpikir positif memang penting untuk sebuah keinginan, namun di dunia ini harap diperhatikan juga bahwa positif bersanding dengan negatif. Yakin akan BERHASIL, siapkanlah rencana lain jika yang datang adalah KEGAGALAN. Niscaya, tak ada pelarian dalam bentuk CIU, MANSION, GELE dan BALA KURAWAnya, atau bahkan HARDWARE yang bisa menghentikan kinerja jantung macam tali kekakng kuda, pisau, pistol atau minuman anti serangga.

Jangan rendah diri jika AKU, KAMU dan KITA semua (memang) bukan manusia SUPER.

Toilet kotor dan kita...


Salam (tak perlu )menjadi Super,
Suatu siang di sebuah ruang yang berisi berbagai macam konter hp dan komputer di salah satu sudut Jogja di mana sering aku kesana sekedar untuk membantu teman dalam usahanya membuka konter komputer. Tersebutlah, panggilan alam untuk membuang kelebihan zat cair yang telah mengandung (mungkin) limbah-limbah industri dari dalam tubuh ini. Kumasuk ke bagian terdalam ruang itu sampai di suatu sudut dimana ada toilet dan musholla kecil berada.
Di sana sudah ada seorang perempuan paruh baya tepat di depan pintu salah satu toilet (ada dua toilet tersedia). "Permisi bu", kataku saat melintas di depannya. "Silakan mas, tapi toilet sebelah itu kotor. Ada yang buang air tidak disiram Mas." sahutnya. "Terima kasih Bu atas infonya", jawabku tersenyum (semoga) manis. Tapi aku tetap saja menggunakan toilet yang dimaksud ibu tersebut.

Kisah kecil yang melintas tiba-tiba. Saat kumasuk toilet itu, memang kotor. Ada yang mungkin lupa mungkin malas dan segala kemungkinan yang ada. Ya sudahlah, toh hanya membersihkan dengan menyiramkan air. Dua gayung sudah bisa bersih.
Mungkin awalnya hanya sebuah kisah kecil, gak penting dan wuusss....gak usah dipikir. Tapi entah kenapa, kadang ada kisah-kisah yang kulalui dalam perjalanan hidup lalu nyangkut ke kosmos yang sedikit membesar. 
Kadang,mudah sekali kita menghakimi orang lain dengan cap yang negatif. Tanpa usaha untuk mendekati lalu sekedar berelasi untuk mengetahui mengapa dia seperti itu. Tanpa sadar kita merasa sebagai orang suci dengan dalil-dalil dan nilai-nilai yang sekali lagi absurd. Sebentuk toilet yang lebih mudah untuk dibersihkan kotoran di sekitarnya saja enggan kita untuk melakukannya, apalagi menjumpai manusia yang 'kotor' yang relatif lebih rumit untuk mengembalikan ke jalan yang dianggap 'bersih'.
Ini sebuah pengalaman nyata, jika pernah aku bercerita tentang latar belakang teman-temanku. Dan kebetulan yang aku ceritakan tentang seorang wanita (usia masih mahasiwa) dan 'nyambi'. "Gak salah to kamu berteman ?" tanyanya. Aku terdiam. Dari kecil aku dididik dalam keluarga dan dalam iman yang aku yakini sampai saat ini, menghakimi sesama itu tidak baik.
Teman, nilai hidup dan kehidupan menurutku bukan hanya dapat kita temui dari cerita atau dongeng tentang surga. Justru banyak mutiara-mutiara itu ada diantara 'sampah-sampah' kehidupan. Tak ada manusia suci ini, hanya ada MANUSIA suci satu dan hanya satu yang aku yakini...

So, bagaimana pun tak ada manusia super, yang ada adalah kita yang mau berusaha menjadi baik atau menjadi semakin terpuruk. Mari bersihkan 'toilet' yang kotor itu....

Salam (tetap) bukan Super.

Sabtu, 01 Desember 2012

Sumantri Ngenger....(Refleksi Timnas PSSI gagal)


Salam (bukan manusia) super,

Ya, catatan ini memang diilhami dari perayaan ulang tahun kedua sekolah itu khususnya saat misa HUT SMA Stella Duce 1 di Gereja Antonius Kotabaru setahun silam.
Homili yang disampaikan Romo adalah salah satu kisah pewayangan tentang dua kakak beradik Sumantri dan Sukrosono. Ceritanya begini. Alkisah, Sumantri (sang kakak) berpostur sempurna. Atletis, putih kulitnya, tampan wajahnya, gigi rata bukan hasil behelan, perut siks pek, rambut modelnya pernah ditiru David Beckham. Beda dengan Sukrosono. Sudah gendut, pendek, rambut nggimbal, gigi mirip jalur DOWN HILL plus warnanya putih semu kuning,mata mirip mata kodok yang ditiru mobil VW jadul, umbelen plus ngileran lagi. Kelebihannnya, Sukrosono lebih unggul dalam olah kanuragan alias lebih sakti. Kemana pun kakak adik itu selalu bersama. Namun kebersamaan itu semakin berkurang...berkurang dan berkurang sejak Sumantri mengenal istilah perempuan cantik nan semok, dari mata turun ke hati (aslinya dari mata, ke otak dulu untuk diproses cantik apa tidak baru ke hati). Setiap mau cuci mata, Sumantri selalu bisa menipu adiknya yang super lugu. Mau ke toilet lah, mau buang sampah lah, beli ini beli itu...Sampai suatu saat Sumantri bertemu dengan seorang gadis yang dinilai sangat sempurna. Rambut hitam panjang hasil perawatan bakaran jerami, kulit halus hasil luluran dan mandi kembang setaman, pokoknya sempurna deh...(kalau didefinisikan satu-satu nanti di sensor). Sayangnya sang gadis bukan berprinsip dari mata turun ke hati tapi DARI MATRE MAU DIPERISTRI (keberapa pun). Nah, Sumantri diberi syarat untuk jadi pacarnya harus bisa membuat taman yang lebih indah dari taman Gantung di Babylonia, lebih megah dari Taman Mini Indonesia Indah dan lebih heboh dari Taman Lawang (upppsss...). Harus dilalui sungai dengan air terjun, ditanami berbagai macam tanaman langka, dilengkapi bungallow dan villa, taman bermain mirip Disneyland, ada Taman Laut....hanya dalam waktu semalam. MODAR ORA KOWE !!!
Pulang ngapel, dia bergumam boro-boro bisa pegang tangannya eh...dapat syarat administrasi yang sangat mustahal (saking beratnya melebihi mustahil). Hari-hari dilalui dengan tatapan mata yang hampir selalu kosong (kecuali kalau ada anak Stece lewat depannya bisa sedikit suit-suit), selera makan sirna, tidur selalu dihantui mimpi buruk yang sedikit basah (mimpi ketemu gadis cantik yang menggairahkan, dipeluk dicium...eh ternyata jadi kodok)..
Tanpa disadari, Sukrosono melihat perubahan pada diri kakaknya. Dengan kasih, ditanyakanlah masalah apa yang sedang dihadapi. Dengan rasa malu, Sumantri menceritakan semuanya. "Kangmas, selakan semua pada Suklo. Sebelum ayam jantan belkokok, kamu akan menyangkal Saya tiga kali...eh maksudnya, sebelum subuh semua beles" jawab Sukrosono penuh semangat (di sini kita pelajari, Sukrosono membantu dengan antusias, iklas tanpa bekas dan tanpa maksud apa-apa demi bisa mengembalikan kebersamaan dengan kakaknya). "Syalatnya, Suklo bisa kemana-mana lagi sama Kangmas ya ? " aju Sukro."Baik, Dul. Kangmas akan penuhi syarat itu"sahut Sumantri. Setelah maghrib, Sumantri dibantu seluruh 'bala kurawa' dari jin iprit, jin botol sampai casper melakukan rodi magic, dan dalam hitungan jam...selesai. Sebuah taman impian pujaan hati Sumantri.Bahkan ditambah isi Jurrasic Park.
Keesokan harinya, sekitar jam 6.45 (sesuai jam masuk KBM Stece), Sumantri beserta Sukrosono menyerahkan taman itu beserta IMB dan sertifikatnya dan .... sayangnya, keluarga si gadis yang memang di 'adat' i sombong, menolak kehadiran Sukrosono. "Silakan bunuh saja itu anak jin yang kamu anggap adik atau saya tolak pinanganmu, tapi tetap saya minta tamannya" perintah si gadis. Antara bimbang dan ragu, dilema menyerang Sumantri. "Adik, silakan pergi"usir Sumantri ke Sukro. "Kangmas kan janji gak ninggalin Suklo lagi"wajah memelas mirip tokoh kucing di Shrek."Pergi atau Kangmas bunuh !"Sumantri sok galak sambil mulai menarik mata panah di tali busurnya."Gak mau"tolak Sukro.Tanpa disadari Sumantri, pegangan ekor anak panahnya terlepas...anak panah melesat bagai peluru-peluru M-16 menembus tepat di jantung,kening dan perut Sukro. Sukro tumbang dan tewas seketika. Yang ada hanya sesal dan kesedihan Sumantri...namun terlambat. Egonya mengorbankan Sukrosono.

Inti dari homili Romo dari cerita tersebut (sedikit beda versinya) adalah, sering kita menyimpan sisi-sisi yang kita anggap buruk dan menampilkan kepalsuan yang kita anggap itu indah.
Banyak dari kita mungkin pernah mengalami atau menemui kenyataan seperti ini, karena malu dengan teman-teman jika tidak memilki motor lalu meminta dengan paksa kepada orang tua yang hanya bekerja sebagai PNS golongan tak dianggap, entah ngancam mogok sekolah entah malah melakukan KDRT kepada ortunya sendiri (SUMPAH !!! Ini dilaknat oleh agama apa pun). Atau, hanya memanfaatkan teman untuk kepentingan kita sendiri. Dibaik-baikin supaya mau kasih jawaban PR atau ulangan, setelah itu tidak dianggap karena tidak satu level status sosial atau temannya tidak keren penampilannya.
Atau, kita menjadi aktor yang suka mengumpankan teman sendiri untuk keinginan kita yang dipendam karena malu ketahuan ?
Lihatlah Sukrosono. Ada yang bertanya, kan dia sakti. Kenapa dia diam saja waktu anak panah melesat ? Jawabnya ringan. Betapa cintanya Sukrosono terhadap Sumantri, sehingga dia pun tidak mau merendahkan harga diri kakaknya. Taman itu memang hasil 'kerja' Sukrosono, tapi oleh Sumantri di depan gadis santalaya dan keluarganya dianggap sebagai hasil kerjanya sendiri. Dan itu diutarakan di depan Sukrosono juga, dan Sukrosono pun diam demi kakaknya.

Mungkin jika semalam Indonesia bisa menaklukan Malaysia di Bukit Jalil, pagi ini dan esok akan rame komentar-komentar dari tokoh partai yang sok mendukung dan peduli dengan TIMNAS, dan siap-siap saja kubu Bakrie akan memperolok seterunya atas kegagalan di AFF 2012. Atau bahkan sekarang ada di antara kita yang sedang menghujat Nilmaizar dan anak-anak asuhannya ? NASIONALISME ANDA DIPERTANYAKAN. "Silakan benci PSSI dan atau KPSI, tapi jangan TIMNAS" kata Andik Vermansah.
Bat But...ini masalah mental nan mentel...
Sekali lagi, ini bukan cerita motivasi. Bukan pula bermaksud menyaingi Pak Mario Teguh yang tidak Bross...

karena

Kita (bukan) manusia super...

Senin, 06 Agustus 2012

Selasa, 29 Mei 2012

Dan mereka telanjang di jalan...

Salam Indonesia !!
Hari ini, diawali dengan 'promo' bermakna candaan dari teman FB tentang seorang yang mengaku bernama Rissa, kaya pastinya. 'Promo' itu disertai tautan alias link yang berisi profil Rissa. Bajigur !!! Sudah tertarik karena foto paling atas memperlihatkan kecantikan seorang perempuan nan putih, cantik dan lumayan seksi (selera standar untuk seorang laki-laki). Dua foto terakhir sudah menampakkan kejanggalan. Ternyata...KW.
Tak mau jadi korban sendirian...kusebar halaman itu. Hahahhaa...berhasil juga. Ada yang sampai selera makannya hilang. (Maaf...!).
Ah, sudahlah. Tidak perlu dibahas. sekedar preambule saja.
Di sini ingin kutuliskan kegelisahan sebagai anak munyuk terhadap raja rimba raya beserta bawahannya. Resahnya codhot terhadap hutannya sendiri. Hutan yang semakin gundhul dan meranggas. Rusa, gajah dan burung-burung yang kena busung lapar. Kelinci yang menjadi bodoh karena tak sempat mikir isi otak demi terpenuhinya isi perut. Sementara serigala, tikus, ular, celeng dan buaya membabi buta, semakin rakus mengacak-acak semua keseimbangan hutan. Di bawah beringin, ular sanca tak kenal kata kenyang. Lelehan liur selalu menetes menatap segala korban yang tersedia di depannya. Tak peduli lumpur melumuri muka menjijikan itu. Celeng-celeng membuat tameng segitiga bergambar berlian kepalsuan. Menawarkan janji-janji, punggawa-punggawa bertopeng arjuna namun rakus dan berlidah cabang. Sementara gerombolan serigala berjubah, menutupi segala kebusukan niat. Syahwat dan materi adalah tujuan, kematian lawan adalah sarana, tipu sana tipu sini dengan jubah kemunafikan. Kemana Garuda ? Kemana Singa dan Macan ? Mereka ada di dalam istana celeng. Sedang menikmati pesta dengan suguhan tari perut, sedang perjamuan dengan anggur dari negeri seberang. Menikmati nikmat syahwat dunia. Mereka telanjang. Mereka mabuk. Dan mereka horny. Sementara banteng pun sibuk dengan kelompoknya untuk menguasai istana celeng demi ratunya.

Kami disini memberontak. Kami menunggu di saat yang tepat. Jika kami tak kuasa, murka Tuhan yang akan menggenapinya. Dan itu....akan lebih menyakitkan.

Selasa, 16 Oktober 2007

Berbagi Rejeki

Aku ingin berbagi rejeki walau gak secara langsung. Ada bisnis yang bisa dijalankan dengan peluang yang selalu terbuka lebar. Apalagi kalau bukan bisnis voucher pulsa elektrik. Alasana yang paling masuk akal adalah bahwa fakta di sekitar kehidupan kita, hampir setiap orang memiliki HP dan kebutuhan akan 'bensin' nya juga akan semakin meningkat. Silakan yang tertarik bisa menghubungi saya, bisa via email maupun YM dengan account otegoohp@yahoo.com.